Paradigma keperawatan.
a. Konsep Manusia.
Manusia adalah biopsikososial dan
spritual yang utuh, dalm arti merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani
dan rohani dan unik karena mempuyai berbagai macam kebutuhan sesuai dengan
tingkat perkembangannya.
Manusia selalu
berusaha untuk memahami kebutuhannya melalui berbagai upaya antara lain
dengan selalu belajar dan mengembangkan sumber-sumber yang diperlukan sesuai
dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Pandangan tentang manusia
dipengerahi oleh falsafah dan kebudayaan suatu bangsa. Contoh bangsa rusia
terutama penduduk asli dan tradisonal tidak menganut suatu agama (atheisme
) Sebagai sasaran pelayanan atau asuhan keperawatan dan pratek
keperawatan, manusia adalah klien yang dibedakan menjadi individu,keluarga, dan
masyarakat.
b. Individu sebagai klien.
Individu adalah
anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi,
sosial, dan spiritual. Peran perawat kepada induvidu sebagai klien, pada
dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, sosial,
psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan pisik dan mental, keterbatasan
pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien.
c. konsep sehat sakit.
Rentang ini merupakan
suatu alat ukur dalam menilai status kesehatan yang bersifat dinamis dan selalu
berubah dalam setiap waktu. Melalui rentang ini dapat diketahui batasan perawat
dalam melakukan praktek keperawatan dengan jelas.
- Rentang Sehat
Batasan sehat itu
dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental,
dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947).
- Tahapan Proses
Sakit
1) Tahap gejala
2) Tahap asumsi
terhadap penyakit
3) Tahap kontak dengan
pelayanan kesehatan
4) Tahap
ketergantungan
5) Tahap penyembuhan
- Dampak Sakit
1) Terjadi perubahan
peran pada keluarga
2) Terjadinya gangguan
psikologis
3) Masalah keuangan
4) Kesepian akibat
perpisahan
5) Terjadinya perubahan
kebiasaan sosial
6) Terganggunya
privasi seseorang
7) Otonomi
8) Terjadinya
perubahan sosial
- Perilaku Pada Orang
Sakit
1) Adanya perasaan
ketakutan
2) Menarik diri
3) Egosentris
4) Sensitif terhadap
persoalan kecil
5) Reaksi emosional
tinggi
6) Perubahan persepsi
d. konsep lingkungan.
Lingkungan menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah daerah ( kawasan dsb) yang termasuk
didalamnya. lingkungan adalah faktor eksternal yang berpengaruh terhadap
perkembangan manusia dan mencakup antara lain lingkungan sosial, status ekonomi
dan kesehatan. Konsep tentang lingkungan dalam paradigma keperawatan difokuskan
pada lingkungan masyarakat yaitu lingkungan fisik, psikologis, sosial budaya
dan spritual.
1) Lingkungan Fisik
yang dimaksud adalah segala bentuk lingkungan secara fisik yang dapat
mempengaruhi perubahan status kesehatan, contohnya adanya daerah-daerah wabah,
lingkungan kotor, pembuangan air limbah, sampah dan lain-lain.
2) Lingkungan
Psikologis artinya keadaan yang menjdikan terganggunya psikologis seseorang
seperti lingkungan yang kurang aman, yang mengakibatkan kecemasan dan ketakutan
akan bahaya yang ditimbulkan.
3) Lingkungan Sosial
budaya dan spritual dalam hal ini adalah masyarakat luas serta budaya yang ada
juga dapat mempergaruhi status kesehatan seseorang serta adanya kehidupan,
spritual juga mempengaruhi perkembangan seseorang dalam kehidupan beragama
serta meningkatkan keyakinan.
Untuk memahami hubungan lingkungan
dengan kesehatan masyarakat (individu, keluarga, kelompok, dan komunitas) dapat
digunakan model segitiga agen-hospes-lingkungan atau agent-host-enviroment
triangel model yang di kemukakan oleh Leavell 1965. ketiga komponen saling
berhubungan dan dapat berpengaruh terhadap status kesehatan penduduk
Model ini dapat digunakan untuk
memprediksi atau memperkirakan penyakit atau faktor yang beresiko tinggi
menyebabkan terjadinya masalah kesehatan sehingga membantu perawat meningkatkan
kesehatan dam mncegahnya timbul penyakit serta memelihara kesehatan masyarakat.
- Model Leavell
meliputi : agen, hospes dan lingkungan
1. Agen adalah suatu
faktor yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit. Seperti faktor biologi,
kimiawi, fisik, mekanik atau psikologis ( kuman penyakit seperti bakteri,
virus, jamur, dan cacing). Senyawa kimia yang menyebabkan polusi
udara dan air, lingkungan kerja yang berpontensi menimbulkan kecelakaan kerja,
serta stres yang berkepanjangan.
2. Hospes/ Manusia adalah mahluk
hidup yaitu manusia, hewan yang dapat terinfeksi atau dipengaruhi oleh agen.
Misalnya balita dan anak usia berisiko tinggi terifeksi cacing
3. Lingkungan
adalah faktor eksternal yang mempengaruhi kesehatan seperti lingkungan
perumahan kumuh, polusi udara, air dan udara; lingkungan kerja yang tidak
nyaman; tingkat sosial ekonomi yang rendah; pendidikan masyarakat yang rendah;
terbatasnya jumlah fasilitas pelayanan kesehatan; letak fasilitas pelayanan
kesehatan yang jauh dari pemukiman penduduk dan sebagainya.
e. teori System.
sistem secara umum dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :
1) Sistem sebagai
suatu wujud
Apabila
bagian-bagian yang terhimpun dalam sistem tersebut membentuk suatu wujud yang
ciri-cirinya dapat dideskripsikan dengan jelas. Sistem wujud dapat di bedakan
atas dua macam yaitu :
a. Sistem sebagai suatu wujud yang konkret
b. Sistem sebagai suatu wujud yang abstrak
2) Sistem sebagai
suatu metode
Apabila bagian-bagian yang terhimpun
dalam sistem tersebut membentuk suatu metode yang dapat digunakan sebagai alat
dalam melakukan pekerjaan administrasi.
- Ciri-ciri sistem
Menurut Elias M. Awad (1979)
Sistem bukanlah
sesuatu yang berada diruanghampa melainkan selalu berinteraksi dengan
lingkungan. Bergantung pada pengaruh interaksi dengan lingkungan tersebut
sistem di bedakan atas dua maacam yaitu :
a. Sistem bersifat
terbuka
b. Sistem bersifat
tertutup
- Unsur-unsur sistem
sistem terbentuk
atas bagian atau elemen yang saling berhubungan dan mempengaruhi.
1) Masukan (input) adalah
kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang diperlukan
untuk dapat berfungsinya sistem tersebut.
2) Proses (proces) adalah
kumpulan bagian yang terdapat dalam sistem dan yang berfungsi untuk mengubah
masukan menjadi keluaran yang direncanakan.
3) Keluaran (output) adalah
kumpulan bagian yang dihasilkan dari berlangsungnya proses sistem
4) Umpan balik (feed
back) adalah kumpulan bagian yang merupakan keluaran dari sistem
sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.
5) Dampak (impact) adalah
akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem
6) Lingkungan (environment) adalah
dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem, tetapi mempunyai pengaruh
besar terhadap sistem.
Sebuah sistem
merupakan kumpulan dari berbagai komponen. Komponen tersebut saling berhubungan
dan merupakan bagian dari suatu tujuan umum untuk membentuk satu kesatuan. Ada
dua jenis sistem, yaitu terbuka dan tertutup. Sistem terbuka, seperti organ
tubuh manusia atau suatu proses seperti proses keperawatan, interaksi dengan
lingkungan, serta perubahan antara sistem dan lingkungan. Sistem tertutup,
seperti reaksi kimia dalam suatu tabung uji tidak berhubungan dengan
lingkungan. Layaknya semua sistem, proses keperawatan mempunyai tujuan khusus.
Tujuan proses keperawatan adalah ubtuk mengatur dan menyampaikan pendekatan
individual kepada asuhan keperawatan.
Sebagai suatu
sistem, proses keperawatan mempunyai komponen-komponen, berikut :
1) Masukan
masukan
dalam proses keperawatan adalah data atau informasi yang berasal dari
pengkajian klien (misalnya bagaimana klien berhubungan dengan lingkungan dan
fungsi fisiologis klien).
2) Hasil
hasil
merupakan produk akhir dari sistem dan dalam hal proses keperawatan adalah
dimana status kesehatan klien mengalami kemajuan atau tetap stabil sebagai hasil
asuhan keperawatan.
3) Umpan balik
Umpan balik berperan untuk memberikan informasi sebuah sistem
tentang bagaimana sistem berfungsi. Sebagai contoh, dalam proses keperawatan
hasil menggambarkan respons klien terhadap intervensi keperawatan.
4) Isi
Isi adalah produk dan informasi yang berasal dari sistem. Selain
itu, penggunaan proses keperawatan sebagai sampel, isi merupakan informasi
tentang pelayanan keperawatan untuk klien dengan masalah kesehatan tertentu.
Sebagai contoh, klien dengan gangguan mobilitas memerlukan kebutuhan dan
intervensi perawatan kulit ( misalnya higienis dan pengaturan perubahan posisi
tubuh) yang dapat mengurangi resiko terjadinya ulkus akibat tekanan.
Beberapa teori
keperawatan menggunakan sistem teori sebagai dasar. Sebagai contoh. Neuman
(1995) menggambarkan sebuah model manusia keseluruhan dan pendekatan sistem
terbuka. Sebagai sistem terbuka, manusia berhubungan dengan lingkungan.
Lingkungan eksternal maupun internal, dan interaksi manusia terhadap tekanan
lingkungan, dapat mempengaruhi kesejahteraan klien.
f. konsep Berubah.
Banyak definisi pakar tentang berubah
, dua diantaranya yaitu :
1) Berubah merupakan
kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang berbeda dengan keadaan
sebelumnya (Atkinson,1987)
2) Berubah merupakan
proses yang menyebabkan perubahan pola perilaku individu atau institusi
(Brooten,1978)
Ada empat tingkat perubahan yang
perlu diketahui yaitu pengetahuan, sikap, perilaku, individual, dan perilaku
kelompok. Setelah suatu masalah dianalisa, tentang kekuatannya. Maka
pemahaman tentang tingkat-tingkat perubahan dan siklus perubahan akan dapat
berguna. Hersey dan Blanchard (1977) menyebutkan dan mendiskusikan empat
tingkatan perubahan.
1) Perubahan pertama
dalam pengetahuan cenderung merupakan perubahan yang paling mudah dibuat karena
bisa merupakan akibat dari membaca buku, atau mendengarkan dosen. Sedangkan
perubahan sikap biasanya digerakkan oleh emosi dengan cara yang positif dan
atau negatif. Karenanya perubahan sikap akan lebih sulit dibandingkan dengan
perubahan pengetahuan.
2) perilaku individu.
Misalnya seorang manajer mungkin saja mengetahui dan mengerti bahwa keperawatan
primer jauh lebih baik dibandingkan beberapa model asuhan keperawatan lainnya,
tetapi tetap tidak menerapkannya dalam perilakunya karena berbagai alasan,
misalnya merasa tidak nyaman dengan perilaku tersebut.
3) Perilaku kelompok
merupakan tahap yang paling sulit untuk diubah karena melibatkan banyak orang .
Disamping kita harus merubah banyak orang, kita juga harus mencoba mengubah
kebiasaan adat istiadat, dan tradisi juga sangat sulit.
4) Dari sikap yang
mungkin muncul maka perubahan bisa kita tinjau dari dua sudut pandang yaitu
perubahan partisipatif dan perubahan yang diarahkan. Perubahan Partisipatif
akan terjadi bila perubahan berlanjut dari masalah pengetahuan ke perilaku
kelompok. Pertama-tama anak buah diberikan pengetahuan, dengan maksud mereka
akan mengembangkan sikap positif pada subjek. Karena penelitian menduga bahwa
orang berperilaku berdasarkan sikap-sikap mereka maka seorang pemimpin akan
menginginkan bahwa hal ini memang benar. Sesudah berprilaku dalam cara tertentu
maka orang-orang ini menjadi guru dan karenanya mempengaruhi orang lain untuk
berperilaku sesuai dengan yang diharapkan.
- Respon Terhadap
Suatu Perubahan
Faktor-faktor yang
akan merangsang penolakan terhadap perubahan misalnya, kebiasaan, kepuasan akan
diri sendiri dan ketakutan yang melibatkan ego. Orang-orang biasanya takut
berubah karena kurangnya pengetahuan, prasangka yang dihubungkan dengan
pengalaman dan paparan dengan orang lain serta ketakutan pada perlunya usaha
yang lebih besar untuk menghadapi kesulitan yang lebih tinggi. Beberapa contoh
ketakutan yang mungkin dialami seseorang dalam suatu perubahan antara lain :
1) Takut karena tidak
tahu
2) Takut karena
kehilangan kemampuan, keterampilan atau keahlian yang terkait dengan
pekerjaannya
3) Takut karena
kehilangan kepercayaan / kedudukan
4) Takut karena
kehilangan imbalan
5) Takut karena
kehilangan penghargaan,dukungan dan perhatian orang lain.
- Perawat Sebagai
Pembaharu
Menurut Oslan dalam
Kozier (1991) mengatakan perawat sebagai pembaharu harus menyadari kebutuhan
sosial, berorientasi pada masyarakat dan kompeten dalam hubungan interpersonal.
Pembaharu juga perlu memahami sikap dan perilakunya, bagaimana ia menjalin
kerjasama dengan orang lain dan bagaimana perasaannya terhadap perubahan
tersebut.Maukseh dan Miller dalam Kozier menyebutkan karakteristik seorang
pembaharu adalah :
1) Dapat mengatasi/
menaggung resiko. Hal ini berhubungan dengan dampak yang mungkin muncul akibat
perubahan.
2) Komitmen akan
keberhasilan perubahan. Pembaharu harus menyadari dan menilai kefektifannya
3) Mempunyai
pengetahuan yang luas tentang keperawatan termasuk hasil-hasil riset dan
data-data ilmu dasar, menguasai praktik keperawatan dan mempunyai keterampilan
teknik dan interpersonal.
Fungsi pembaharu
sangat penting dalam memfasilitasi komunikasi yang efektif dalam proses
berubah, agar efektif seorang pembaharu sebaiknya :
1) Mudah ditemui oleh
mereka yang terlibat dalam proses berubah
2) Dapat diercaya oleh
mereka yang terlibat
3) Jujur dan
tegas dalam menetapkan tujuan, perencanaan dan dalam mengatasi masalah
4) Selalu melihat
tujuan dengan jelas
5) Menetapkan tanggung
jawab dari mereka yang terlibat
6) Menjadi pendengar
yang baik
g. Konsep holistik care : caring,
holisme, humamise.
- Konsep Holistic Care
Holistic merupakan salah satu konsep
yang mendasari tindakan keperawatan yang meliputi dimensi fisiologis,
psikologis, sosiokultural, dan spiritual. Holistik terkait dengan kesejahteraan
(Wellnes).
Untuk mencapai kesejahteraan terdapat
lima dimensi yang saling mempengaruhi
yaitu:
1) fisik,
2) emosional,
3) intelektual,
4) sosial.
5) dan spiritual.
Untuk mencapai
kesejahteraan tersebut, salah satu aspek yang harus dimiliki individu adalah
kemampuan beradaptasi terhadap stimulus.
- Perbedaan Konsep
Holistic Care Dengan Konsep Ilmiah Lainnya
Pandangan medis
ilmiah hanya melihat hal-hal fisik saja dalam penanganan penyakit ataupun
pencegahannya. Namun pandangan holistik berpendapat bahwa semua
aspek fisik, mental, emosional, dan spiritual berpengaruh terhadap pemeliharaan
kesehatan, datangnya penyakit, maupun dalam upaya penyembuhan dari sakit.
- Konsep Caring
Sebuah perilaku perawatan yang
didasari dari beberapa aspek diantaranya :
1) Human altruistic
(mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan),
2) Menanamkan
kepercayaan-harapan,
3) Mengembangkan kepekaan
terhadap diri sendiri dan orang lain,
4) Pengembangan bantuan
dan hubungan saling percaya,
5) Meningkatkan dan
menerima ungkapan perasaan yang positif dan negatif,
6) Sistematis dalam metode
pemecahan masalah
7) Pengembangan pendidikan
dan pengetahuan interpersonal,
8) Meningkatkan dukungan,
perlindungan mental, fisik, sosial budaya dan lingkungan spiritual
9) Senang membantu kebutuhan manusia,
10) Menghargai kekuatan
eksistensial-phenomenologikal.
- Konsep Holisme
Holisme adalah
filsafat yang menganggap manusia sebagai suatu kesatuan yang berfungsi dan
bukan gabungan dari beberapa system Pikiran dan tubuh bukan merupakan
bagian yang terpisah, tetapi merupakan satu bagian yang utuh, dan apabila
terjadi sesuatu pada salah satunya maka akan berpengaruh pada keseluruhan.
- Konsep Humanisme
Humanisme adalah
suatu gerakan filosofis yang berfokus pada alam dan hakikat manusia sebagai
individu. Teori humanistik percaya bahwa manusia memiliki potensi diri
untuk sehat dan kreatif, jika kita mau menerima tanggung jawab bagi kehidupan
diri kita sendiri. Humanisme merupakan salah satu gerakan filosofis utama yang
melandasi teori-teori mutakhir mengenai praktik keperawatan
Pelayanan Keperawatan.
Komunikasi
merupakan suatu proses penyampaian informasi antar individu atau kelompok, baik
secara verbal maupun nonverbal yang dapat menimbulkan respon timbal balik
antara pengirim dengan penerima informasi.
a. System pelayanan
kesehatan menyeluruh
Sistem adalah suatu tatanan yang
terdiri dari elemen-elemen atau berbagai komponen yang terpisah dan mempunyai
fungsiyang berbeda tetapi saling berinteraksi,interelasi, interdependensi dalam
upaya mencapai tujuan yang sama berdasarkan kebutuhan dan kepentingan bersama.
b. Upaya Kesehatan
secara menyeluruh.
Sistem mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut :
Komponen atau
elemen-elemen didalam sistem saling berhubungan, berinteraksi dan saling
bergantung dalam upaya mencapai tujuan yang diharapkan berdasarkan kebutuhan
bersama.
1) Pengorganisasian
komponen didalam sistem bersifat teratur dan memiliki struktur yang diakui
keberadaannya.
2) Terdapat komunikasi
yang berhubungan antara satu komponen lainnya didalam sistem.
3) Terdapat batasan
yang memisahkan sistem dari lingkungan. Batasan ini berfungsi mengatur
pertukaran energi dan informasi yang berlangsung antara sistem dan
lingkungannnya.
- Lingkup Sistem
Pelayanan Kesehatan
Dalam sistem pelayanan kesehatan
dapat mencakup pelayanan dokter, pelayanan keperawatan dan pelayanan kesehatan
masyarakat. Terdapat 3 bentuk pelayanan kesehatan yaitu :
- Primary health care
(pelayanan kesehatan tingkat pertama)
1) Dilaksanakan pada
masyarakat yang memiliki masalah kesehatan yang ringan/masyarakat sehat
sehingga kesehatan optimal dan sejahtera.
2) Sifat pelayanan
kesehatan yaitu berupa pelayanan kesehatan dasar
3) Puskemas, balai
kesehatan.
- Secondary health
care (pelayanan kesehatan tingkat 2)
1) Untuk klien yang
membutuhkan perawatan rawat inap tapi tidak dilaksanakan dipelayanan kesehatan
utama.
2) Rumah sakit yang
tersedia tenaga spesialis
- Tertiary health
care (pelayanan kesehatan tingkat 3)
1) Tingkat pelayanan
Tertinggi
2) Membutuhkan tenaga
ahli/subspesialis dan sebagai tempat rujukan utama seperti RS tipe A atau B.
c. Upaya Kesehatan Secara Menyeluruh
Untuk mendapat gambaran tentang upaya
peningkatan kesehatan secara menyeluruh maka perlu diketahui faktor-faktor
dalam masyarakat yang ikut terlibat (lingkup mobilisasi masyarkat). Lingkup
mobilisasi masyarakat terdiri dari 3 komponen utama, yaitu :
1) Sasaran, yang
mencakup individu, keluarga dan masyarakat.
2) Sarana, yang
mencakup tenaga dan dana yang tersedia
3) Masalah kesehatan,
baik yang mampu diatasi sendiri oleh orang yang bersangkutan, mampu diatasi
sebagian maupun yang tidak dapat diatasi sama sekali.
Setelah lingkup mobilisasi masyarakat diketahui maka tugas
penyelenggara upaya peningkatan kesehatan – puskesmas bekerja sama dengan
sektor swasta non-kesehatan – antara lain :
1) Mematangkan kondisi
dan menstimulasi individu, keluarga, dan masyarakat untuk ikut berpartisipasi
dalam upaya peningkatan kesehatan;
2) Membentuk dan
melatih kader serta menhimpunkan dari berbagai sumber potensial dalam
masyarakat;
3) Mengatasi masalah
kesehatan, melalui pelayan profesional dan bantuan non-medis;
c. Pendekatan Strategi Pembinaan
Fungsi Puskesmas
2.5.5.1 Fungsi Puskesmas
(Kepmekes No.128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas)
(Kepmekes No.128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas)
1) Pusat Penggerak
Pembangunan Berwawasan Kesehatan :
(1) Berupaya menggerakan
dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat
dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung
pembangunan kesehatan.
(2) Aktif memantau dan
melaporkan dampak kesehatan dari setiap penyelenggaraan pembangunan di wilayah
kerjanya.
2) Pusat Pemberdayaan
Masyarakat :
(1) Selalu berupaya
agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk
dunia usaha memilki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat
untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan
termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan
memantau pelaksanaan program kesehatan.
(2) Pemberdayaan
perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan
kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat.
3) Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama :
c. Puskemas
bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara
menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan, meliputi: Pelayanan Kesehatan
Perorangan dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat.
d. Pelayanan Dan Pengembangan
Upaya Kesehatan
Pelayanan dan upaya untuk meningkatkan kesehatan (termasuk
layanan kesehatan) harus dikembangkan secara bersamaan dan mengikuti pola yang
telah ditentukan pengembangan layanan dan upaya kesehatan masyarakat dilakukan
melalui rujukan, upaya peningkatan kesehatan ditingkat puskesmas, dan
peningkatan peran serta masyarakat.
e. Unsur Pelayanan Kesahatan Primer
(PHC)
PHC merupakan hasil pengkajian, pemikiran, dan pengalaman dalam
perkembanagan kesehatan dibanyak negara yang diawali dengan kampanye masal pada
tahun 1950-an dalam pemberantasan penyakit menular. Oleh karena itu, timbulah
pemikiran untuk menegemnbangakan konsep upaya dasar kesehatan. Tahun 1977 pada
sidang kesehatan dunia dicetuskan kesepakatan untuk
melahirkan “Health for All by the Year 2000”, yang sasaran utamanya
dalam bidang sosial pada tahun 2000 adalah tercapainya derajat
kesehatan yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial maupun
ekonomi.
f. bentuk pelayanan keperawatan
prof. Dr.Azrul azwar membagi bentuk pelayanan dalam 6 aspek
penanganan, yaitu :
1) Jumlah tanaga
pelaksana
(1) Pelayanan
keperawatan tunggal yang dilaksanakan oleh perorangan
(2) pelayanan
keparawatan berkelompok yang dilaksanakan secara kelompok
2) Keahlian tenaga
pelaksana
(1) Pelayanan
keperawatan umum yang dilaksanakan oleh perawat umum
(2) Pelayanan
keperwatan spesialis dilaksanakan oleh tenaga keperawatan spesialis
3) Hubungan pelayanan
dengan rumah sakit.
(1) pelayanan
keparawatan di dalam rumah sakit
(2) pelayanan
keparawatan di diluar rumah sakit
4) Kondisi klien
(1) Pelayanan
keperawatan klien sakit
(2) Pelayanan
keperawatan klien sehat
5) Jumlah klien
(1) pelayanan kesehatan
individual
(2) pelayanan kesehatan
keluarga
(3) pelayanan kesehatan
kelompok
(4) pelayanan kesehatan
komunitas
6) Orientasi pelayanan
(1) pelayanan
keperawatan medis
(2) pelayanan
keperawatan kesehatan masyarakat
g. Komponen pelayanan
keperawatan dasar
pelayanan keperawatan yang bersifat langsung kepada pasien/
klien disebut asuhan keperawatan. asuhan keperawatan individu umumnya mencakup
komponen dasar untuk membantu pasien/klien dalam hal berikut ini.
1) Bernapas secara
normal
2) Makan dan minum
3) Kebersihan Diri Dan
Lingkungan
4) Menggerakkan dan
menjaga kondisi tubuh yang diinginkan dalam berjalan, duduk, dan berbaring
5) Tidur dan beristirahat
6) Memilih pakaian
yang cocok, mengenakan pakaian, dan membuka pakaian
7) Menjaga agar suhu
badan normal
8) Menjaga kebersihan
badandan badan terawat dengan baik, dan melindungi kulit.
9) Mencegah bahaya di
sekitar pasien dan mencegah pasien melukai orang lain
10) Berkomunikasi
dengan orang lain
11) Menjalankan ibadah
12) Bekerja dengan baik
13) Melakukan kegiatan
yang kreatif
Mengikuti program latihan dan penyuluhan
h. Pelayanan Keperawatan
Keluarga
Pengertian
S.G
Baillon (1978), Kesehatan keluarga merupakan bentuk perawatan kesehatan
masyarakat dengan sasaran keluarga sebagai unit pelayanan keperawatan. Sehat
sebagai tujuan dan keperawatan sebagai media, penyalur, atau memberi pelayanan
perawatan.
i. Pelayanan Perawatan Kesehatan
Masyarakat
1) Pelayanan kesehatan
pada masyarakat dapat berbentuk pelayanan kepada masyarakat umum dan
kelompok-kelompok masyarakat tertentu.
2) Pelayanan
keerawatan tersebut diberikan setelah melalui proses berikut :
(1) Pertemuan
penjajakan kepada pemuka masyarakat agar dicapai kesepakatan tentang ide yang
ditemukan.
(2) Pengumpulan data
pada masyarakat melalui survei dengan menggunakan daftar pertanyaan.
(3) Analisis data dan
perumusan masalah.
(4) Pembahasan hasil analisis
dalam forum lokakarya mini dengan masyarakat, untuk kemudian ditetapkan
prioritas masalah serta penyelesaian.
(5) Perumusan rencana
tindakan penyelesaian masalah bersama dengan wakil masyarakat.
(6) Pelaksanaan
tindakan pemecahan masalah.
(7) Evaluasi.
(8) Tindak lanjut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar