1.Infeksi
Nosokomial
* Pengertian
Infeksi Nosokomial
Infeksi nosokomial adalah suatu infeksi yang terjadi di
rumah sakit atau infeksi oleh kuman yang dapat selama berada di rumah sakit
(Zulkarnain I, 1998 hal 531).
Infeksi nosokomial tidak saja menyangkut penderita tetapi
juga yang kontak dengan rumah sakit termasuk staf rumah sakit, sukarelawan,
pengunjung dan pengantar. Suatu Infeksi dikatakan di dapat rumah sakit
* PENYEBAB Infeksi
Nosokomial
Penyebab
terjadinya infeksi nosokomial adalah :
1.
Suntikan yang tidak aman dan seringkali tidak perlu.
2.
Penggunaan alat medis tanpa ditunjang pelatihan maupun dukungan laboratorium.
3.
Standar dan praktek yang tidak memadai untuk pengoperasian bank darah dan
pelayanan transfusi
4.
Penggunaan cairan infus yang terkontaminasi, khususnya di rumah sakit yang
membuat cairan sendiri
5.
Meningkatnya resistensi terhadap antibiotik karena penggunaan antibiotik
spektrum luas yang berlebih atau salah
6.
Berat penyakit yang diderita
* Kasus Infeksi Nosokomial
- Tahun 1992 di Amerika Serikat ada 13.000
kasus penderita infeksi nosokomial karena dirawat di rumah sakit, tidak dapat
disembuhkan dengan antibiotik yang tersedia dan akhirnya meninggal
- Infeksi Nosokomial Masalah Serius bagi Pengelola Rumah Sakit
- Kasus infeksi nosokomial di seluruh dunia rata-rata 9% dari 1,4 juta pasien rawat inap di seluruh dunia.
- Di Indonesia, data akurat tentang angka kejadian infeksi nosokomial di rumah sakit belum ada.
- Infeksi nosokomial merupakan persoalan serius yang menjadi penyebab langsung maupun tidak langsung kematian pasien.
- Infeksi Nosokomial Masalah Serius bagi Pengelola Rumah Sakit
- Kasus infeksi nosokomial di seluruh dunia rata-rata 9% dari 1,4 juta pasien rawat inap di seluruh dunia.
- Di Indonesia, data akurat tentang angka kejadian infeksi nosokomial di rumah sakit belum ada.
- Infeksi nosokomial merupakan persoalan serius yang menjadi penyebab langsung maupun tidak langsung kematian pasien.
* Peran
Perawat Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial
Tenaga kesehatan wajib menjaga
kesehatan dan keselamatan dirinya dan orang lain serta bertanggung jawab
sebagai pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan. Tenaga kesehatan juga
bertanggung jawab dalam mengunakan saran yang telah disediakan dengan baik dan
benar serta memelihara sarana agar selalu siap pakai dan dapat dipakai selama
mungkin.
Secara rinci kewajiban dan tanggung
jawab tersebut meliputi :
a. Bertanggung jawab melaksanakan dan menjaga kesalamatan kerja
dilingkungan. wajib mematuhi intruksi yang dibeikan dalam rangka kesehatan dan
keselamatan kerja, dan membantu mempertahankan lingkungan bersih dan aman.
b. Mengetahui kebijakan dan menerapkan prosedur
kerja, pencegahan infeksi, dan mematuhinya dalam pekerjaan sehari-hari.
c. Tenaga kesehatan yang menderita penyakit yang dapat
meningkatkan resiko penularan infeksi, baik dari dirinya kepada pasien atau
sebaliknya, sebaiknya tidak merawat pasien secara langsung.
d. Sebagai contoh misalnya, pasien penyakit kulit yang basah
seperti eksim, bernanah, harus menutupi kelainan kulit tersebut dengan plester
kedap air, bila tidak memungkinkan maka tenaga kesehatan tersebut sebaiknya
tidak merawat pasien.
e. Bagi tenaga kesehatan yang megidap HIV mempunyai
kewajiban moral untuk memberi tahu atasannya
tentang status serologi bila dalam pelaksanaan pekerjaan status serologi
tersebut dapat menjadi resiko pada pasien, misalnya tenaga kesehatan dengan
status HIV positif dan menderita eksim basah. (Depertemen Kesehatan, 2003).
* Definisi Infeksi Nosokomial
Definisi Infeksi Nosokomial (Nosocomial
Infections) adalah infeksi yang didapat penderita ketika penderita itu dirawat
disarana pelayanan kesehatan, baik itu puskesmas, klinik, maupun rumah sakit
1.Patient Safety
*Pengertian Patient Safety
Patient Safety atau
keselamatan pasien adalah suatu system yang membuat asuhan pasien di rumah
sakit menjadi lebih aman.
Sistem ini mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
*
Kasus 3 Patient safety
dalam kasus 3 ini ,ada beberapa hal
:
1.ditinjau ulang prosedur rutin sebelum endoskopi terutama croscek sertifikasi peralatan endoskopi .
2.hal no 1 berakibat penundaan waktu pelaksanaan endoskopi.
3.Pesien dirugikan dengan pembengkakan biaya.
1.ditinjau ulang prosedur rutin sebelum endoskopi terutama croscek sertifikasi peralatan endoskopi .
2.hal no 1 berakibat penundaan waktu pelaksanaan endoskopi.
3.Pesien dirugikan dengan pembengkakan biaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar