Selasa, 01 Oktober 2013

Konsep Dasar Keperawatan


Konsep Dasar Keperawatan dan menurut BAH

0 comments


Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan menentukan mutu dari pelayanan kesehatan. Tenaga keperawatan secara keseluruhan jumlahnya mendominasi tenaga kesehatan yang ada, dimana keperawatan memberikan konstribusi yang unik terhadap bentuk pelayanan kesehatan sebagai satu kesatuan yang relatif, berkelanjutan, koordinatif dan advokatif. Keperawatan sebagai suatu profesi menekankan kepada bentuk pelayanan professional yang sesuai dengan standart dengan memperhatikan kaidah etik dan moral sehingga pelayanan yang diberikan dapat diterima oleh masyarakat dengan baik.
  • Sejarah Keperawatan
Keperawatan sebagai suatu pekerjaan sudah ada sejak manusia ada di bumi ini, keperawatan terus berkembang sesuai dengan kemajuan peradaban teknologi dan kebudayaan. Konsep keperawatan dari abad ke abad terus berkembang, berikut adalah perkembangan keperawatan di dunia :

       1.  Mother Instink
Pekerjaan keperawatan sudah ada sejak manusia diciptakan, keperawatan ada sebagai suatu naluri (instink). Setiap manusia pada tahap ini menggunakan akal pikirannya untuk menjaga kesehatan, menggurangi stimulus kurang menyengkan, merawat anak, menyusui anak dan perilaku masih banyak perilaku lainnya.

      2.  Animisme
Manusia pada tahap ini memiliki keyakinan bahwa keadaan sakit adalah disebabkan oleh arwah/roh halus yang ada pada manusia yang telah meninggal atau pada manusia yang hidup atau pada alam ( batu besar, pohon, gunung, sungai, api, dll). Untuk mengupayakan penyembuhan atau perawatan bagi manusia yang sakit maka roh jahat harus di usir, para dukun mengupayakan proses penyembuhan dengan berusaha mencari pengetahuan tentang roh dari sesuatu yang mempengaruhi kesehatan orang yang sakit. Setelah dirasa mendapatkan kemampuan, para dukun berupaya mengusir roh dengan menggunakan mantra-mantra atau obat-obatan yang berasal dari alam.

      3. Keperawatan penyakit akibat kemarahan para dewa
Pada tahap ini manusia sudah memiliki kepercayaan tentang adanya dewa-dewa, manusia yang sakit disebabkan oleh kemarahan dewa. Untuk membantu penyembuhan orang yang sakit dilakukan pemujaan kepada para dewa di tempat pemujaan (kuil), dengan demikian dapat dikatakan bahwa kuil adalah tempat pelayanan kesehatan.

      4. Ketabiban
Mulai berkembang kemungkinan sejak ± 14 abad SM, pada masa ini telah dikenal teknik pembidaian, hygiene umum, anatomi manusia.

     5. Diakones dan Philantrop
Berkembang sejak ± 400 SM, para diakones memberikan pelayanan perawatan yang diberikan dari rumah ke rumah, tugas mereka adalah membantu pendeta memberikan pelayanan kepada masyarakat dan pada masa ini merupakan cikal bakal berkembangnya ilmu keperawatan kesehatan masyarakat. Philantop adalah kelompok yang mengasingkan diri dari keramaian dunia, dimana mereka merupakan tenaga inti yang memberikan pelayanan di pusat pelayanan kesehatan (RS) pada masa itu.

     6. Perkembangan ilmu kedokteran Islam
Pada tahun 632 Masehi, Agama Islam melalui Nabi Muhamad SAW dan para pengikutnya menyebarkan agama Islam keseluruh pelosok dunia. Selain menyebarkan ajaran agama beliau juga menyebarkan ilmu pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan pengobatan terhadap penyakit (kedokteran).

      7. Perawat terdidik ( 600 – 1583 )
Pada masa ini pendidikan keperawatan mulai muncul, dimana program itu menghasilkan perawat-perawat terdidik. Pendidikan keperawatan diawali di Hotel Dien dan Lion Prancis yang kemudian berkembang menjadi rumah sakit terbesar disana. Pada awalnya perawat terdidik diseleksi dari para pengikut agama dimana tenaga mereka diperbantukan dalam kegiatan perawatan paska terjadinya perang salib. Tokoh perawat yang terkenal pada saat (1182 – 1226) itu adalah St Fransiscas dari Asisi Italia.

       8. Perawat Profesional (abad 18 – 19)
Perkembangan ilmu pengetahuan semakin pesat sejak abad ini termasuk ilmu kedokteran dan keperawatan. Florence Nightingale (1820-1910) adalah tokoh yang berjasa dalam pengembangan ilmu keperawatan, beliau mendirikan sekolah keperawatan moderen pada tahun 1960 di RS St. Thomas di London.

Melihat perkembangan keperawatan di dunia dengan kemajuannya dari tahap yang paling klasik sampai dengan terciptanya tenaga keperawatan yang professional dan diakui oleh dunia internasional tentu dapat dijadikan cerminan bagi perkembangan keperawatan di Indonesia. Mengikuti perkembangan keperawatan di dunia, keperawatan di Indonesia juga terus berkembang, adapun perkembangannya adalah sebagai berikut :

    1. Seperti halnya perkembangan keperawatan di dunia, di Indonesia pada awalnya pelayanan perawatan masih didasarkan pada naluri, kemudian berkembang menjadi aliran animisme, dan orang bijak beragama.

     2. Penjaga orang sakit (POS/zieken oppasser)
Sejak masuknya Vereenigge oost Indische Compagine di Indonesia mulai didirikan rumah sakit, Binnen Hospital adalah RS pertama yang didirikan tahun 1799, tenaga kesehatan yang melayani adalah para dokter bedah, tenaga perawat diambil dari putra pertiwi. Pekerjaan perawat pada saat itu bukan pekerjaan dermawan atau intelektual, melainkan pekerjaan yang hanya pantas dilakukan oleh prajurit yang bertugas pada kompeni. Tugas perawat pada saat itu adalah memasak dan membersihkan bagsal (domestik work), mengontol pasien, menjaga pasien agar tidak lari/pasien gangguan kejiwaan.

     3. Model keperawatan Vokasional (abad 19)
Berkembangnya pendidikan keperawatan non formal, pendidikan diberikan melalui pelatihan-pelatihan model vokasional dan dipadukan dengan latihan kerja.

     4. Model keperawatan kuratif (1920)
Pelayanan pengobatan menyeluruh bagi masyarakat dilakukan oleh perawat seperti imunisasi/vaksinasi, dan pengobatan penyakit seksual.

     5. Keperawatan semi profesional
Tuntutan kebutuhan akan pelayanan kesehatan (keperawatan) yang bermutu oleh masyarakat, menjadikan tenaga keperawatan dipacu untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dibidang keperawatan. Pendidikan-pendidikan dasar keperawatan dengan sistem magang selama 4 tahun bagi lulusan sekolah dasar mulai bermunculan.

     6. Keperawatan preventif
Pemerintahan belana menganggap perlunya hygiene dan sanitasi serta penyuluhan dalam upaya pencegahan dan pengendalian wabah, pemerintah juga menyadari bahwa tindakan kuratif hanya berdampak minimal bagi masyarakat dan hanya ditujukan bagi mereka yang sakit. Pada tahun 1937 didirikan sekolah mantri higene di Purwokerto, pendidikan ini terfokus pada pelayanan kesehatan lingkungan dan bukan merupakan pengobatan.

    7. Menuju keperawatan profesional
sejak Indonesia merdeka (1945) perkembangan keperawatan mulai nyata dengan berdirinya sekolah pengatur rawat (SPR) dan sekolah bidan di RS besar yang bertujuan untuk menunjang pelayanan kesehatan di rumah sakit. Pendidikan itu diberuntukan bagi mereka lulusan SLTP ditambah pendidikan selama 3 tahun, disamping itu juga didirikan sekolah bagi guru perawat dan bidan untuk menjadi guru di SPR. Perkembangan keperawatan semakin nyata dengan didirikannya organisasi Persatuan Perawat Nasional Indonesia tahun 1974.

     8. Keperawatan profesional
Melalui lokakarya nasional keprawatan dengan kerjasama antara Depdikbud RI, Depkes RI dan DPP PPNI, ditetapkan definisi, tugas, fungsi dan kompetensi tenaga perawat professional di Indonesia. Diilhami dari hasil lokakarya itu maka didirikanlah akademi keperawatan, kemudian disusul pendirian PSIK FK-UI (1985) dan kemudian didirikan pula program paska sarjana (1999).

      B. Pengertian Keperawatan

Pada lokakarya nasional 1983 telah disepakati pengertian keperawatan sebagai berikut, keperawatan adalah pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio psiko sosio spiritual yang komprehensif yang ditujukan kepada individu, kelompok dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.

Florence Nightingale (1895) mendefinisikan keperawatan sebagai berikut, keperawatan adalah menempatkan pasien alam kondisi paling baik bagi alam dan isinya untuk bertindak.
Calilista Roy (1976) mendefinisikan keperawatan merupakan definisi ilmiah yang berorientasi kepada praktik keperawatan yang memiliki sekumpulan pengetahuan untuk memberikan pelayanan kepada klien.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa keperawatan adalah upaya pemberian pelayanan/asuhan yang bersifat humanistic dan professional, holistic berdasarkan ilmu dan kiat, standart pelayanan dengan berpegang teguh kepada kode etik yang melandasi perawat professional secara mandiri atau memalui upaya kolaborasi.

       C. Definisi Perawat

Definisi perawat menurut UU RI. No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimiliki diperoleh melalui pendidikan keperawatan.
Tyalor C Lillis C Lemone (1989) mendefinisikan perawat adalah seseorang yang berperan dalam merawat atau memelihara, membantu dengan melindungi seseorang karena sakit, luka dan proses penuaan.
Definisi perawat menurut ICN (international council of nursing) tahun 1965, perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan keperawatan yang memenuhi syarat serta berwenang di negeri bersangkutan untuk memberikan pelayanan keperawatan yan bertanggung jawab untuk meningkatkan kesehatan, pencegahan penyakit dan pelayanan penderita sakit.

       D. Tren Keperawatan
Setelah tahun 2000, dunia khususnya bangsa Indonesia memasuki era globalisasi, pada tahun 2003 era dimulainya pasar bebas ASEAN dimana banyak tenaga professional keluar dan masuk ke dalam negeri. Pada masa itu mulai terjadi suatu masa transisi/pergeseran pola kehidupan masyarakat dimana pola kehidupan masyarakat tradisional berubah menjadi masyarakat yang maju. Keadaan itu menyebabkan berbagai macam dampak pada aspek kehidupan masyarakat khususnya aspek kesehatan baik yang berupa masalah urbanisaasi, pencemaran, kecelakaan, disamping meningkatnya angka kejadian penyakit klasik yang berhubungan dengan infeksi, kurang gizi, dan kurangnya pemukiman sehat bagi penduduk. Pergeseran pola nilai dalam keluarga dan umur harapan hidup yang meningkat juga menimbulkan masalah kesehatan yang berkaitan dengan kelompok lanjut usia serta penyakit degeneratif.

Pada masyarakat yang menuju ke arah moderen, terjadi peningkatan kesempatan untuk meningkatkan pendidikan yang lebih tinggi, peningkatan pendapatan dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap hukum dan menjadikan masyarakat lebih kritis. Kondisi itu berpengaruh kepada pelayanan kesehatan dimana masyarakat yang kritis menghendaki pelayanan yang bermutu dan diberikan oleh tenaga yang profesional. Keadaan ini memberikan implikasi bahwa tenaga kesehatan khususnya keperawatan dapat memenuhi standart global internasional dalam memberikan pelayanan kesehatan/keperawatan, memiliki kemampuan professional, kemampuan intelektual dan teknik serta peka terhadap aspek social budaya, memiliki wawasan yang luas dan menguasi perkembangan Iptek.

Namun demikian upaya untuk mewujudkan perawat yang professional di Indonesia masih belum menggembirakan, banyak factor yang dapat menyebabkan masih rendahnya peran perawat professional, diantaranya :

1. Keterlambatan pengakuan body of knowledge profesi keperawatan. Tahun 1985 pendidikan S1 keperawatan pertama kali dibuka di UI, sedangkan di negara barat pada tahun 1869.
2. Keterlambatan pengembangan pendidikan perawat professional.
3. Keterlambatan system pelayanan keperawatan., ( standart, bentuk praktik keperawatan, lisensi )

Menyadari peran profesi keperawatan yang masih rendah dalam dunia kesehatan akan berdampak negatif terhadap mutu pelayanan kesehatan bagi tercapainya tujuan kesehatan “ sehat untuk semua pada tahun 2010 “, maka solusi yang harus ditempuh adalah :

1. Pengembangan pendidikan keperawatan.
Sistem pendidikan tinggi keperawatan sangat penting dalam pengembangan perawatan professional, pengembangan teknologi keperawatan, pembinaan profesi dan pendidikan keperawatan berkelanjutan. Akademi Keperawatan merupakan pendidikan keperawatan yang menghasilkan tenaga perawatan professional dibidang keperawatan. Sampai saat ini jenjang ini masih terus ditata dalam hal SDM pengajar, lahan praktik dan sarana serta prasarana penunjang pendidikan.

2. Memantapkan system pelayanan perawatan professional
Depertemen Kesehatan RI sampai saat ini sedang menyusun registrasi, lisensi dan sertifikasi praktik keperawatan. Selain itu semua penerapan model praktik keperawatan professional dalam memberikan asuhan keperawatan harus segera di lakukan untuk menjamin kepuasan konsumen/klien.

3. Penyempurnaan organisasi keperawatan
Organisasi profesi keperawatan memerlukan suatu perubahan cepat dan dinamis serta kemampuan mengakomodasi setiap kepentingan individu menjadi kepentingan organisasi dan mengintegrasikannya menjadi serangkaian kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya. Restrukturisasi organisasi keperawatan merupakan pilihan tepat guna menciptakan suatu organisasi profesi yang mandiri dan mampu menghidupi anggotanya melalui upaya jaminan kualitas kinerja dan harapan akan masa depan yang lebih baik serta meningkat.

Komitmen perawat guna memberikan pelayanan keperawatan yang bermutu baik secara mandiri ataupun melalui jalan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain sangat penting dalam terwujudnya pelayanan keperawatan professional. Nilai professional yang melandasi praktik keperawatan dapat di kelompokkan dalam :

1. Nilai intelektual
Nilai intelektual dalam prtaktik keperawatan terdiri dari:
a. Body of Knowledge
b. Pendidikan spesialisasi (berkelanjutan)
c. Menggunakan pengetahuan dalam berpikir secara kritis dan kreatif.

2. Nilai komitmen moral
Pelayanan keperawatan diberikan dengan konsep altruistic, dan memperhatikan kode etik keperawatan. Menurut Beauchamp & Walters (1989) pelayanan professional terhadap masyarakat memerlukan integritas, komitmen moral dan tanggung jawab etik.

Aspek moral yang harus menjadi landasan perilaku perawat adalah :
a. Beneficience
selalu mengupayakan keputusan dibuat berdasarkan keinginan melakukan yang terbaik dan tidak merugikan klien. (Johnstone, 1994)

b. Fair
Tidak mendeskriminasikan klien berdasarkan agama, ras, social budaya, keadaan ekonomi dan sebagainya, tetapi memprlakukan klien sebagai individu yang memerlukan bantuan dengan keunikan yang dimiliki.

c. Fidelity
Berperilaku caring (peduli, kasih sayang, perasaan ingin membantu), selalu berusaha menepati janji, memberikan harapan yang memadahi, komitmen moral serta memperhatikan kebutuhan spiritual klien.

3. Otonomi, kendali dan tanggung gugat
Otonomi merupakan kebebasan dan kewenangan untuk melakukan tindakan secara mandiri. Hak otonomi merujuk kepada pengendalian kehidupan diri sendiri yang berarti bahwa perawat memiliki kendali terhadap fungsi mereka. Otonomi melibatkan kemandirian, kesedian mengambil resiko dan tanggung jawab serta tanggung gugat terhadap tindakannya sendiribegitupula sebagai pengatur dan penentu diri sendiri.
Kendali mempunyai implikasi pengaturan atau pengarahan terhadap sesuatu atau seseorang. Bagi profesi keperawatan, harus ada kewenangan untuk mengendalikan praktik, menetapkan peran, fungsi dan tanggung jawab anggota profesi.
    Tanggung gugat berarti perawat bertanggung jawab terhadap setiap tindakan yang dilakukannya terhadap klien.

  • Dibawah ini adalah pengertian kesehatan menurut who. Simak dibawah ini :
“Health is a state of complete physical, mental and social well-being and not merely the absence of diseases or infirmity”

Menurut WHO, ada empat komponen penting yang merupakan satu kesatuan dalam definisi sehat yaitu:
1. Sehat Jasmani
Sehat jasmani merupakan komponen penting dalam arti sehat seutuhnya, berupa sosok manusia yang berpenampilan kulit bersih, mata bersinar, rambut tersisir rapi, berpakaian rapi, berotot, tidak gemuk, nafas tidak bau, selera makan baik, tidur nyenyak, gesit dan seluruh fungsi fisiologi tubuh berjalan normal.

2. Sehat Mental
Sehat Mental dan sehat jasmani selalu dihubungkan satu sama lain dalam pepatah kuno “Jiwa yang sehat terdapat di dalam tubuh yang sehat “(Men Sana In Corpore Sano)”.
Atribut seorang insan yang memiliki mental yang sehat adalah sebagai berikut:
a. Selalu merasa puas dengan apa yang ada pada dirinya, tidak pernah menyesal dan kasihan terhadap dirinya, selalu gembira, santai dan menyenangkan serta tidak ada tanda-tanda konflik kejiwaan.
b. Dapat bergaul dengan baik dan dapat menerima kritik serta tidak mudah tersinggung dan marah, selalu pengertian dan toleransi terhadap kebutuhan emosi orang lain.
c. Dapat mengontrol diri dan tidak mudah emosi serta tidak mudah takut, cemburu, benci serta menghadapi dan dapat menyelesaikan masalah secara cerdik dan bijaksana.

3. Kesejahteraan Sosial
Batasan kesejahteraan sosial yang ada di setiap tempat atau negara sulit diukur dan sangat tergantung pada kultur, kebudayaan dan tingkat kemakmuran masyarakat setempat. Dalam arti yang lebih hakiki, kesejahteraan sosial adalah suasana kehidupan berupa perasaan aman damai dan sejahtera, cukup pangan, sandang dan papan. Dalam kehidupan masyarakat yang sejahtera, masyarakat hidup tertib dan selalu menghargai kepentingan orang lain serta masyarakat umum.

4. Sehat Spiritual
Spiritual merupakan komponen tambahan pada definisi sehat oleh WHO dan memiliki arti penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Setiap individu perlu mendapat pendidikan formal maupun informal, kesempatan untuk berlibur, mendengar alunan lagu dan musik, siraman rohani seperti ceramah agama dan lainnya agar terjadi keseimbangan jiwa yang dinamis dan tidak monoton.
Keempat komponen ini dikenal sebagai sehat positif atau disebut sebagai “Positive Health” karena lebih realistis dibandingkan dengan definisi WHO yang hanya bersifat idealistik semata-mata

Paradigma keperawatan.


Paradigma keperawatan.
a. Konsep Manusia.
Manusia adalah biopsikososial dan spritual yang utuh, dalm arti merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani dan unik karena mempuyai berbagai macam kebutuhan sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Manusia selalu berusaha untuk memahami kebutuhannya melalui berbagai upaya antara lain dengan selalu belajar dan mengembangkan sumber-sumber yang diperlukan sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Pandangan tentang manusia dipengerahi oleh falsafah dan kebudayaan suatu bangsa. Contoh bangsa rusia terutama penduduk asli dan tradisonal tidak menganut suatu agama (atheisme ) Sebagai sasaran pelayanan atau asuhan keperawatan dan pratek keperawatan, manusia adalah klien yang dibedakan menjadi individu,keluarga, dan masyarakat.
b. Individu sebagai klien.
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi, sosial, dan spiritual. Peran perawat kepada induvidu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan pisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien.    
c. konsep sehat sakit.
Rentang ini merupakan suatu alat ukur dalam menilai status kesehatan yang bersifat dinamis dan selalu berubah dalam setiap waktu. Melalui rentang ini dapat diketahui batasan perawat dalam melakukan praktek keperawatan dengan jelas.
-       Rentang Sehat
Batasan sehat itu dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental, dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947).


-       Tahapan Proses Sakit
1)   Tahap gejala
2)   Tahap asumsi terhadap penyakit
3)   Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan
4)   Tahap ketergantungan
5)   Tahap penyembuhan
-       Dampak Sakit
1)   Terjadi perubahan peran pada keluarga
2)   Terjadinya gangguan psikologis
3)   Masalah keuangan
4)   Kesepian akibat perpisahan
5)   Terjadinya perubahan kebiasaan sosial
6)   Terganggunya privasi seseorang
7)   Otonomi
8)   Terjadinya perubahan sosial
-       Perilaku Pada Orang Sakit
1)   Adanya perasaan ketakutan
2)   Menarik diri
3)   Egosentris
4)   Sensitif terhadap persoalan kecil
5)   Reaksi emosional tinggi
6)   Perubahan persepsi
d. konsep lingkungan.
Lingkungan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah daerah ( kawasan dsb) yang termasuk didalamnya. lingkungan adalah faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perkembangan manusia dan mencakup antara lain lingkungan sosial, status ekonomi dan kesehatan. Konsep tentang lingkungan dalam paradigma keperawatan difokuskan pada lingkungan masyarakat yaitu lingkungan fisik, psikologis, sosial budaya dan spritual.
1)   Lingkungan Fisik yang dimaksud adalah segala bentuk lingkungan secara fisik yang dapat mempengaruhi perubahan status kesehatan, contohnya adanya daerah-daerah wabah, lingkungan kotor, pembuangan air limbah, sampah dan lain-lain.  
2)   Lingkungan Psikologis artinya keadaan yang menjdikan terganggunya psikologis seseorang seperti lingkungan yang kurang aman, yang mengakibatkan kecemasan dan ketakutan akan bahaya yang ditimbulkan.
3)   Lingkungan Sosial budaya dan spritual dalam hal ini adalah masyarakat luas serta budaya yang ada juga dapat mempergaruhi status kesehatan seseorang serta adanya kehidupan, spritual juga mempengaruhi perkembangan seseorang dalam kehidupan beragama serta meningkatkan keyakinan.
Untuk memahami hubungan lingkungan dengan kesehatan masyarakat (individu, keluarga, kelompok, dan komunitas) dapat digunakan model segitiga agen-hospes-lingkungan atau agent-host-enviroment triangel model yang di kemukakan oleh Leavell 1965. ketiga komponen saling berhubungan dan dapat berpengaruh terhadap status kesehatan penduduk
Model ini dapat digunakan untuk memprediksi atau memperkirakan penyakit atau faktor yang beresiko tinggi menyebabkan terjadinya masalah kesehatan sehingga membantu perawat meningkatkan kesehatan dam mncegahnya timbul penyakit serta memelihara kesehatan masyarakat.
-       Model Leavell meliputi : agen, hospes dan lingkungan
1.    Agen adalah suatu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit. Seperti faktor biologi, kimiawi, fisik, mekanik atau psikologis ( kuman penyakit seperti bakteri, virus, jamur, dan cacing). Senyawa kimia  yang menyebabkan polusi udara dan air, lingkungan kerja yang berpontensi menimbulkan kecelakaan kerja, serta stres yang berkepanjangan.
2. Hospes/ Manusia adalah mahluk hidup yaitu manusia, hewan yang dapat terinfeksi atau dipengaruhi oleh agen. Misalnya balita dan anak usia berisiko tinggi terifeksi cacing
3. Lingkungan adalah faktor eksternal yang mempengaruhi kesehatan seperti lingkungan perumahan kumuh, polusi udara, air dan udara; lingkungan kerja yang tidak nyaman; tingkat sosial ekonomi yang rendah; pendidikan masyarakat yang rendah; terbatasnya jumlah fasilitas pelayanan kesehatan; letak fasilitas pelayanan kesehatan yang jauh dari pemukiman penduduk dan sebagainya.
e. teori System.
sistem secara umum dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :
1)   Sistem sebagai suatu wujud
Apabila bagian-bagian yang terhimpun dalam sistem tersebut membentuk suatu wujud yang ciri-cirinya dapat dideskripsikan dengan jelas. Sistem wujud dapat di bedakan atas dua macam yaitu :
a. Sistem sebagai suatu wujud yang konkret
b. Sistem sebagai suatu wujud yang abstrak
2)   Sistem sebagai suatu metode
Apabila bagian-bagian yang terhimpun dalam sistem tersebut membentuk suatu metode yang dapat digunakan sebagai alat dalam melakukan pekerjaan administrasi.
-       Ciri-ciri sistem
Menurut Elias M. Awad (1979)
Sistem bukanlah sesuatu yang berada diruanghampa melainkan selalu berinteraksi dengan lingkungan. Bergantung pada pengaruh interaksi dengan lingkungan tersebut sistem di bedakan atas dua maacam yaitu :
    a.     Sistem bersifat terbuka
    b.     Sistem bersifat tertutup
-       Unsur-unsur sistem
sistem terbentuk atas bagian atau elemen yang saling berhubungan dan mempengaruhi.
1)    Masukan (input)  adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut.
2)    Proses (proces) adalah kumpulan bagian yang terdapat dalam sistem dan yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan.
3)    Keluaran (output) adalah kumpulan bagian yang dihasilkan dari berlangsungnya proses sistem
4)    Umpan balik (feed back) adalah kumpulan bagian yang merupakan keluaran dari sistem sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.
5)    Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem
6)    Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem, tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.

Sebuah sistem merupakan kumpulan dari berbagai komponen. Komponen tersebut saling berhubungan dan merupakan bagian dari suatu tujuan umum untuk membentuk satu kesatuan. Ada dua jenis sistem, yaitu terbuka dan tertutup. Sistem terbuka, seperti organ tubuh manusia atau suatu proses seperti proses keperawatan, interaksi dengan lingkungan, serta perubahan antara sistem dan lingkungan. Sistem tertutup, seperti reaksi kimia dalam suatu tabung uji tidak berhubungan dengan lingkungan. Layaknya semua sistem, proses keperawatan mempunyai tujuan khusus. Tujuan proses keperawatan adalah ubtuk mengatur dan menyampaikan pendekatan individual kepada asuhan keperawatan.


Sebagai suatu sistem, proses keperawatan mempunyai komponen-komponen, berikut :
1)   Masukan
     masukan dalam proses keperawatan adalah data atau informasi yang berasal dari pengkajian klien (misalnya bagaimana klien berhubungan dengan lingkungan dan fungsi fisiologis klien).
2)   Hasil
      hasil merupakan produk akhir dari sistem dan dalam hal proses keperawatan adalah dimana status kesehatan klien mengalami kemajuan atau tetap stabil sebagai hasil asuhan keperawatan.
3)   Umpan balik
Umpan balik berperan untuk memberikan informasi sebuah sistem tentang bagaimana sistem berfungsi. Sebagai contoh, dalam proses keperawatan hasil menggambarkan respons klien terhadap intervensi keperawatan.
4)   Isi
Isi adalah produk dan informasi yang berasal dari sistem. Selain itu, penggunaan proses keperawatan sebagai sampel, isi merupakan informasi tentang pelayanan keperawatan untuk klien dengan masalah kesehatan tertentu. Sebagai contoh, klien dengan gangguan mobilitas memerlukan kebutuhan dan intervensi perawatan kulit ( misalnya higienis dan pengaturan perubahan posisi tubuh) yang dapat mengurangi resiko terjadinya ulkus akibat tekanan.
Beberapa teori keperawatan menggunakan sistem teori sebagai dasar. Sebagai contoh. Neuman (1995) menggambarkan sebuah model manusia keseluruhan dan pendekatan sistem terbuka. Sebagai sistem terbuka, manusia berhubungan dengan lingkungan. Lingkungan eksternal maupun internal, dan interaksi manusia terhadap tekanan lingkungan, dapat mempengaruhi kesejahteraan klien.
f. konsep Berubah.
Banyak definisi pakar tentang berubah , dua diantaranya yaitu :
1)   Berubah merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang berbeda dengan keadaan sebelumnya (Atkinson,1987)
2)   Berubah merupakan proses yang menyebabkan perubahan pola perilaku individu atau institusi (Brooten,1978)
Ada empat tingkat perubahan yang perlu diketahui yaitu pengetahuan, sikap, perilaku, individual, dan perilaku kelompok. Setelah suatu masalah dianalisa, tentang kekuatannya.  Maka pemahaman tentang tingkat-tingkat perubahan dan siklus perubahan akan dapat berguna. Hersey dan Blanchard (1977) menyebutkan dan mendiskusikan empat tingkatan perubahan.
1)   Perubahan pertama dalam pengetahuan cenderung merupakan perubahan yang paling mudah dibuat karena bisa merupakan akibat dari membaca buku, atau mendengarkan dosen. Sedangkan perubahan sikap biasanya digerakkan oleh emosi dengan cara yang positif dan atau negatif. Karenanya perubahan sikap akan lebih sulit dibandingkan dengan perubahan pengetahuan.
2)   perilaku individu. Misalnya seorang manajer mungkin saja mengetahui dan mengerti bahwa keperawatan primer jauh lebih baik dibandingkan beberapa model asuhan keperawatan lainnya, tetapi tetap tidak menerapkannya dalam perilakunya karena berbagai alasan, misalnya merasa tidak nyaman dengan perilaku tersebut.
3)   Perilaku kelompok merupakan tahap yang paling sulit untuk diubah karena melibatkan banyak orang . Disamping kita harus merubah banyak orang, kita juga harus mencoba mengubah kebiasaan adat istiadat, dan tradisi juga sangat sulit.
4)   Dari sikap yang mungkin muncul maka perubahan bisa kita tinjau dari dua sudut pandang yaitu perubahan partisipatif dan perubahan yang diarahkan. Perubahan Partisipatif akan terjadi bila perubahan berlanjut dari masalah pengetahuan ke perilaku kelompok. Pertama-tama anak buah diberikan pengetahuan, dengan maksud mereka akan mengembangkan sikap positif pada subjek. Karena penelitian menduga bahwa orang berperilaku berdasarkan sikap-sikap mereka maka seorang pemimpin akan menginginkan bahwa hal ini memang benar. Sesudah berprilaku dalam cara tertentu maka orang-orang ini menjadi guru dan karenanya mempengaruhi orang lain untuk berperilaku sesuai dengan yang diharapkan.
-       Respon Terhadap Suatu Perubahan
Faktor-faktor yang akan merangsang penolakan terhadap perubahan misalnya, kebiasaan, kepuasan akan diri sendiri dan ketakutan yang melibatkan ego. Orang-orang biasanya takut berubah karena kurangnya pengetahuan, prasangka yang dihubungkan dengan pengalaman dan paparan dengan orang lain serta ketakutan pada perlunya usaha yang lebih besar untuk menghadapi kesulitan yang lebih tinggi. Beberapa contoh ketakutan yang mungkin dialami seseorang dalam suatu perubahan antara lain :
1)    Takut karena tidak tahu
2)    Takut karena kehilangan kemampuan, keterampilan atau keahlian yang terkait dengan pekerjaannya
3)     Takut karena kehilangan kepercayaan / kedudukan
4)    Takut karena kehilangan imbalan
5)    Takut karena kehilangan penghargaan,dukungan dan perhatian orang lain.
-        Perawat Sebagai Pembaharu
Menurut Oslan dalam Kozier (1991) mengatakan perawat sebagai pembaharu harus menyadari kebutuhan sosial, berorientasi pada masyarakat dan kompeten dalam hubungan interpersonal. Pembaharu juga perlu memahami sikap dan perilakunya, bagaimana ia menjalin kerjasama dengan orang lain dan bagaimana perasaannya terhadap perubahan tersebut.Maukseh dan Miller dalam Kozier menyebutkan karakteristik seorang pembaharu adalah :
1)    Dapat mengatasi/ menaggung resiko. Hal ini berhubungan dengan dampak yang mungkin muncul akibat perubahan.
2)    Komitmen akan keberhasilan perubahan. Pembaharu harus menyadari dan menilai kefektifannya
3)    Mempunyai pengetahuan yang luas tentang keperawatan termasuk hasil-hasil riset dan data-data ilmu dasar, menguasai praktik keperawatan dan mempunyai keterampilan teknik dan interpersonal.
Fungsi pembaharu sangat penting dalam memfasilitasi komunikasi yang efektif dalam proses berubah, agar efektif seorang pembaharu sebaiknya :
1)    Mudah ditemui oleh mereka yang terlibat dalam proses berubah
2)    Dapat diercaya oleh mereka yang terlibat
3)     Jujur dan tegas dalam menetapkan tujuan, perencanaan dan dalam mengatasi masalah
4)    Selalu melihat tujuan dengan jelas
5)    Menetapkan tanggung jawab dari mereka yang terlibat
6)    Menjadi pendengar yang baik
g. Konsep holistik care : caring, holisme, humamise.
- Konsep Holistic Care
Holistic merupakan salah satu konsep yang mendasari tindakan keperawatan yang meliputi dimensi fisiologis, psikologis, sosiokultural, dan spiritual. Holistik terkait dengan kesejahteraan (Wellnes).
Untuk mencapai kesejahteraan terdapat lima dimensi yang saling mempengaruhi
yaitu:
1)    fisik,
2)    emosional,
3)    intelektual,
4)    sosial.
5)    dan spiritual.
Untuk mencapai kesejahteraan tersebut, salah satu aspek yang harus dimiliki individu adalah kemampuan beradaptasi terhadap stimulus.
-       Perbedaan Konsep Holistic Care Dengan Konsep Ilmiah Lainnya
Pandangan medis ilmiah hanya melihat hal-hal fisik saja dalam penanganan penyakit ataupun pencegahannya.  Namun pandangan holistik berpendapat bahwa semua aspek fisik, mental, emosional, dan spiritual berpengaruh terhadap pemeliharaan kesehatan, datangnya penyakit, maupun dalam upaya penyembuhan dari sakit.
-       Konsep Caring
Sebuah perilaku perawatan yang didasari dari beberapa aspek diantaranya :
1)  Human altruistic (mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan),
2)  Menanamkan kepercayaan-harapan,
3)  Mengembangkan kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain,
4)  Pengembangan bantuan dan hubungan saling percaya,
5)  Meningkatkan dan menerima ungkapan perasaan yang positif dan negatif,
6)  Sistematis dalam metode pemecahan masalah
7)  Pengembangan pendidikan dan pengetahuan interpersonal,
8) Meningkatkan dukungan, perlindungan mental, fisik, sosial budaya dan lingkungan spiritual
9) Senang membantu kebutuhan manusia,
10) Menghargai kekuatan eksistensial-phenomenologikal.
-   Konsep Holisme
Holisme adalah filsafat yang menganggap manusia sebagai suatu kesatuan yang berfungsi dan bukan gabungan dari beberapa system Pikiran dan tubuh bukan merupakan bagian yang terpisah, tetapi merupakan satu bagian yang utuh, dan apabila terjadi sesuatu pada salah satunya maka akan berpengaruh pada keseluruhan.
-       Konsep Humanisme
Humanisme adalah suatu gerakan filosofis yang berfokus pada alam dan hakikat manusia sebagai individu. Teori humanistik percaya bahwa manusia memiliki potensi diri untuk sehat dan kreatif, jika kita mau menerima tanggung jawab bagi kehidupan diri kita sendiri. Humanisme merupakan salah satu gerakan filosofis utama yang melandasi teori-teori mutakhir mengenai praktik keperawatan
Pelayanan Keperawatan.
Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian informasi antar individu atau kelompok, baik secara verbal maupun nonverbal yang dapat menimbulkan respon timbal balik antara pengirim dengan penerima informasi.
a.     System pelayanan kesehatan menyeluruh

Sistem adalah suatu tatanan yang terdiri dari elemen-elemen atau berbagai komponen yang terpisah dan mempunyai fungsiyang berbeda tetapi saling berinteraksi,interelasi, interdependensi dalam upaya mencapai tujuan yang sama berdasarkan kebutuhan dan kepentingan bersama.


b.    Upaya Kesehatan secara menyeluruh.
Sistem mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
Komponen atau elemen-elemen didalam sistem saling berhubungan, berinteraksi dan saling bergantung dalam upaya mencapai tujuan yang diharapkan berdasarkan kebutuhan bersama.
1)    Pengorganisasian komponen didalam sistem bersifat teratur dan memiliki struktur yang diakui keberadaannya.
2)    Terdapat komunikasi yang berhubungan antara satu komponen lainnya didalam sistem.
3)    Terdapat batasan yang memisahkan sistem dari lingkungan. Batasan ini berfungsi mengatur pertukaran energi dan informasi yang berlangsung antara sistem dan lingkungannnya.
-       Lingkup Sistem Pelayanan Kesehatan
Dalam sistem pelayanan kesehatan dapat mencakup pelayanan dokter, pelayanan keperawatan dan pelayanan kesehatan masyarakat. Terdapat 3 bentuk pelayanan kesehatan yaitu :
-       Primary health care (pelayanan kesehatan tingkat pertama)
1)   Dilaksanakan pada masyarakat yang memiliki masalah kesehatan yang ringan/masyarakat sehat sehingga kesehatan optimal dan sejahtera.
2)   Sifat pelayanan kesehatan yaitu berupa pelayanan kesehatan dasar
3)   Puskemas, balai kesehatan.
-        Secondary health care (pelayanan kesehatan tingkat 2)
1)    Untuk klien yang membutuhkan perawatan rawat inap tapi tidak dilaksanakan dipelayanan kesehatan utama.
2)    Rumah sakit yang tersedia tenaga spesialis
-        Tertiary health care (pelayanan kesehatan tingkat 3)
1)    Tingkat pelayanan Tertinggi
2)    Membutuhkan tenaga ahli/subspesialis dan sebagai tempat rujukan utama seperti RS tipe A atau B.

c. Upaya Kesehatan Secara Menyeluruh
Untuk mendapat gambaran tentang upaya peningkatan kesehatan secara menyeluruh maka perlu diketahui faktor-faktor dalam masyarakat yang ikut terlibat (lingkup mobilisasi masyarkat). Lingkup mobilisasi masyarakat terdiri dari 3 komponen utama, yaitu :
1)      Sasaran, yang mencakup individu, keluarga dan masyarakat.
2)      Sarana, yang mencakup tenaga dan dana yang tersedia
3)      Masalah kesehatan, baik yang mampu diatasi sendiri oleh orang yang bersangkutan, mampu diatasi sebagian maupun yang tidak dapat diatasi sama sekali.
Setelah lingkup mobilisasi masyarakat diketahui maka tugas penyelenggara upaya peningkatan kesehatan – puskesmas bekerja sama dengan sektor swasta non-kesehatan – antara lain :
1)      Mematangkan kondisi dan menstimulasi individu, keluarga, dan masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam upaya peningkatan kesehatan;
2)      Membentuk dan melatih kader serta menhimpunkan dari berbagai sumber potensial dalam masyarakat;
3)      Mengatasi masalah kesehatan, melalui pelayan profesional dan bantuan non-medis;
c. Pendekatan Strategi Pembinaan Fungsi Puskesmas
2.5.5.1 Fungsi Puskesmas
(Kepmekes No.128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas)
1)      Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan :
(1)   Berupaya menggerakan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan.
(2)   Aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari setiap penyelenggaraan pembangunan di wilayah kerjanya.
2)      Pusat Pemberdayaan Masyarakat :
(1)   Selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memilki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.
(2)   Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat.
3)  Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama :
c.       Puskemas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan, meliputi: Pelayanan Kesehatan Perorangan dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat.

d. Pelayanan Dan Pengembangan Upaya Kesehatan
Pelayanan dan upaya untuk meningkatkan kesehatan (termasuk layanan kesehatan) harus dikembangkan secara bersamaan dan mengikuti pola yang telah ditentukan pengembangan layanan dan upaya kesehatan masyarakat dilakukan melalui rujukan, upaya peningkatan kesehatan ditingkat puskesmas, dan peningkatan peran serta masyarakat.
e. Unsur Pelayanan Kesahatan  Primer (PHC)
PHC merupakan hasil pengkajian, pemikiran, dan pengalaman dalam perkembanagan kesehatan dibanyak negara yang diawali dengan kampanye masal pada tahun 1950-an dalam pemberantasan penyakit menular. Oleh karena itu, timbulah pemikiran untuk menegemnbangakan konsep upaya dasar kesehatan. Tahun 1977 pada sidang kesehatan dunia dicetuskan kesepakatan untuk melahirkan  “Health for All by the Year 2000”, yang sasaran utamanya dalam bidang sosial pada tahun 2000 adalah tercapainya derajat kesehatan yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial maupun ekonomi.

f. bentuk pelayanan keperawatan
prof. Dr.Azrul azwar membagi bentuk pelayanan dalam 6 aspek penanganan, yaitu :
1)      Jumlah tanaga pelaksana
(1)   Pelayanan keperawatan tunggal yang dilaksanakan oleh perorangan
(2)   pelayanan keparawatan berkelompok yang dilaksanakan secara kelompok
2)      Keahlian tenaga pelaksana
(1)   Pelayanan keperawatan umum yang dilaksanakan oleh perawat umum
(2)   Pelayanan keperwatan spesialis dilaksanakan oleh tenaga keperawatan spesialis
3)      Hubungan pelayanan dengan rumah sakit.
(1)   pelayanan keparawatan di dalam rumah sakit
(2)   pelayanan keparawatan di diluar rumah sakit
4)      Kondisi klien
(1)   Pelayanan keperawatan klien sakit
(2)   Pelayanan keperawatan klien sehat
5)      Jumlah klien
(1)   pelayanan kesehatan individual
(2)   pelayanan kesehatan keluarga
(3)   pelayanan kesehatan kelompok
(4)   pelayanan kesehatan komunitas
6)      Orientasi pelayanan
(1)   pelayanan keperawatan medis
(2)   pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
g. Komponen pelayanan keperawatan dasar
pelayanan keperawatan yang bersifat langsung kepada pasien/ klien disebut asuhan keperawatan. asuhan keperawatan individu umumnya mencakup komponen dasar untuk membantu pasien/klien dalam hal berikut ini.
1)      Bernapas secara normal
2)      Makan dan minum
3)      Kebersihan Diri Dan Lingkungan
4)      Menggerakkan dan menjaga kondisi tubuh yang diinginkan dalam berjalan, duduk, dan berbaring
5)      Tidur dan beristirahat
6)      Memilih pakaian yang cocok, mengenakan pakaian, dan membuka pakaian
7)      Menjaga agar suhu badan normal
8)      Menjaga kebersihan badandan badan terawat dengan baik, dan melindungi kulit.
9)      Mencegah bahaya di sekitar pasien dan mencegah pasien melukai orang lain
10)  Berkomunikasi dengan orang lain
11)  Menjalankan ibadah
12)  Bekerja dengan baik
13)  Melakukan kegiatan yang kreatif
Mengikuti program latihan dan penyuluhan

h. Pelayanan Keperawatan Keluarga
Pengertian
            S.G Baillon (1978), Kesehatan keluarga merupakan bentuk perawatan kesehatan masyarakat dengan sasaran keluarga sebagai unit pelayanan keperawatan. Sehat sebagai tujuan dan keperawatan sebagai media, penyalur, atau memberi pelayanan perawatan.
i. Pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat
1)      Pelayanan kesehatan pada masyarakat dapat berbentuk pelayanan kepada masyarakat umum dan kelompok-kelompok masyarakat tertentu.
2)      Pelayanan keerawatan tersebut diberikan setelah melalui proses berikut :
(1)   Pertemuan penjajakan kepada pemuka masyarakat agar dicapai kesepakatan tentang ide yang ditemukan.
(2)   Pengumpulan data pada masyarakat melalui survei dengan menggunakan daftar pertanyaan.
(3)   Analisis data dan perumusan masalah.
(4)   Pembahasan hasil analisis dalam forum lokakarya mini dengan masyarakat, untuk kemudian ditetapkan prioritas masalah serta penyelesaian.
(5)   Perumusan rencana tindakan penyelesaian masalah bersama dengan wakil masyarakat.
(6)   Pelaksanaan tindakan pemecahan masalah.
(7)   Evaluasi.
(8)   Tindak lanjut.